SINOPSIS Gangaa Episode 1
Baca Sinopsis. Beberapa anak berlari sambil memainkan layang-layang. Seorang gadis kecil menatap sebuah layangan yang tersangkut di atas pohon. Keningnya memerah. Dia berusaha meraih laya ng-layang namun terluka saat mencobanya. Gadis kecil itu memberitahu ayahnya bahwa dia telah memeriksa beberapa ‘manja’ apakah dalam keadaan baik atau rusak. Si penjual sangat keras, dia menjual layangan seharga 10 rupee. “Jangan membayar (layangan itu) jika aku kalah dalam kompetisi” kata gadis itu. Sang ayah (Varun Shukla) tersenyum mendengarnya. “ Menang atau kalah tidak ditentukan oleh layangan yang kita gunakan, namun ditentukan oleh yang memainkan layangan tersebut. “Permainan ini menunjukkan seberapa keras usaha yang kita kerahkan”. Dia menyiapkan layangan putrinya. Gadis kecil itu berlari bersama temannya. Ayahnya nampak khawatir namun gadis itu berlari dengan gembira.
Lomba layangan: teman gadis itu telah menunggunya. Mereka memuji keahlian gadis itu memainkan layangan.
Anak laki-laki Sarpanch, Munakka datang ke tempat itu dengan membawa layangan yang besar. “Aku membawanya dari Banaras. Layangan ini buatan Cina. Tak ada satupun yang dapat memotong layanganku hari ini”. Teman Gangga memperingatkan Gangga untuk berhati-hati. Sarpanch mengumumkan bahwa hadiah istimewa berupa sepeda untuk pemenang. Gangga melihat sepeda tersebut dengan senang. Semua teman-temannya juga ikut merasa senang. Siapapun yang memenangkan lomba benar-benar beruntung. Salah satu teman Gangga berkata ‘Aku akan meminta ayahku membelikan sepeda yang sama untukku”. Gangga mengeluh bahwa ayahnya tidak akan bisa membeli sepeda seperti itu karena mereka tidak punya banyak uang. “Namun aku ingin memiliki sepeda itu Rani. Aku akan memenangkan lomba ini”. Teman Gangga mengingatkan layangan besar bermerk milik Munakka. Gangga mengulangi apa yang dikatakan ayahnya. Mendengar perkataannya, ayah Gangga mengangguk bangga kepada Gangga.
Lomba dimulai. Gangga dan Munakka yangtersisa di akhir pertandingan. Tidak disangka Gangga berhasil memutuskan layangan Munakka. Dia memenangkan pertandingan. Ayahnya memeluk Gangga dengan bangga dan memutar Gangga. Gangga melihat sepeda dan membayangkan dirinya mengendarai sepeda tersebut, dengan semua temannya yang mengikutinya dengan semangat. Ayahnya membawa es krim untuk Gangga, namun Gangga telah lebih dulu menatap es krim tersebut.
Munakka diumumkan sebagai pemenang. Gangga yang terkejut menjatuhkan es krimnya. Ayahnya juga terperangah. Hanya dua orang yang bertepuk tangan. Munakka mengenakan kacamatanya dan mengendarai sepeda barunya. Sarpanch menyerahkan uang 1000 rupee untuk Gangga karena telah bermain dengan baik. Orang-orang mendorong Gangga untuk maju dan mengambil uang tersebut namun Gangga tetap berdiri ditempatnya. Akhirnya, Gangga berjalan menuju panggung. Ayahnya menghentikan langkah Gangga untuk mengambil uang dari Sarpanch. Dia telah memenangkan sepeda bukan uang. “Kau memiliki hati yang besar dengan memberi bantuan untuk putri seorang pria miskin. Namun putri dari pria miskin ini hanya menginginkan haknya, bukan belas kasihan. Dapatkah kau memberikan hak nya?” orang-orang di panggung protes namun ayah Gangga dengan sopan memberitahu mereka untuk membiarkannya jika tidak bisa menghargai putri pria miskin. Jangan menghina mereka dengan memberi sedekah. Gangga meninggalkan tempat itu dengan ayahnya.
Malamnya, Shukla mengemas tas. Dia terlihat emosi akan pernikahan Gangga. ‘Putriku akan pergi ke rumah mertuanya sekarang. Tradisi di dunia sangat aneh. Putri kecilku akan menjadi pengantin di usia muda’ dia menghapus airmatanya dan mengantar Gangga ke mertuanya. Gangga bertanya pada ayahnya mengapa tidak mengizinkannya mengambil hadiah. “aku telah menang namun tidak mendapat apapun”. Dengan perlahan ayahnya menjelaskan pada Gangga bahwa dia tetap kalah meski telah memenangkan pertandingan jika dia mengambil hadiah tersebut. Kekayaan seorang pria miskin adalah harga dirinya. Hadiah tidak berguna jika kehilangan harga diri. Gangga tidak lagi bertanya tentang sepedanya.
Ayah membawa Gangga dan memperlihatkan bayangan bulan di air. Gangga terpesona melihatnya. Seluruh bagian bulan terlihat di dalam air. Ayahnya menyuruh Gangga untuk coba mengambil bulan itu. Dia mencoba namun tidak berhasil. Itu bukanlah bulan sungguhan hanya bayangannya saja. dia menunjukkan bulan yang sebenarnya ada di langit. Yang terlihat di air hanyalah ilusi, yang terlihat seperti sungguhan bagi kita, namun itu tidak benar. Sama seperti sepeda, pertandingan bukan apa-apa tapi hanya ilusi. Kau akan menjadi pemenang sesungguhnya jika kau menggenggam bulan asli di tanganmu dan memenangkan sesuatu yang lebih besar daripada sekadar sepeda. Gangga bertanya apakah hal itu sungguh akan terjadi. Ayahnya menggangguk. Apapun yang kau coba lakukan dengan sepenuh hati, akan benar terwujud. Jika kau tidak mendapatkan sepeda meski telah memenangkannya menandakan bahwa kemenangan besar telah menantimu di masa depan. Akhirnya, Gangga tersenyum. ‘aku akan mendapatkan sepeda yang lebih besar. Dia menggenggam salah satu tangannya dan menyebutnya harga diri. Tangan yang satu adalah kekuatanmu. Ketika mereka disatukan maka mereka menggenggam seluruh langit. Termasuk bulan dan bintang. Dia berbicara soal sepedanya lagi, ayahnya mengingatkan untuk tidak pernah kehilangan harga diri
Hari selanjutnya, tetangga perempuan dan teman-teman menyiapkan pernikahan Gangga. Gangga memamerkan perhiasannya. Ayahnya menghadiahkan sepeda kayu (mainan).
Dia kemudian mengatakan pada Gangga untuk duduk di dalam jeep. Dia meminta ayahnya untuk ikut bersamanya namun ayah menolak. Kau harus pergi sendiri ke rumah mertuamu sama seperti teman-temanmu pergi. Gangga berkeras dan akhirnya menangis. Dia menolak untuk pergi tanpa ayahnya. Ayah menghiburnya, dia mengatakan pada ayah pengantin pria bahwa ibu Gangga meninggal tiga tahun yang lalu. ‘ Dia tidak pernah pergi tanpa diriku sejak saat itu’. Inilah sebabnya dia merasa takut. Aku tak dapat membayangkan bagaimana dia bisa hidup tanpaku. Ayah pengantin pria memintanya untuk pergi bersama mereka. Gangga terlihat senang. Dia bertanya pada ayahnya beberapa pertanyaan tentang Banaras. Lagu utama terdengar mereka semua pergi menuju Banaras. Gangga dan ayahnya melihat sekeliling dengan wajah ngeri Mereka tiba dirumah Gangga. Gangga belum melihat pengantin pria nya. Apakah dia akan menyukai Munakka? Akankah Munakka akan menggoda dan memberi masalah padaku juga? Gauri Ma telah mendengar doaku. Aku ingin pengantin yang tinggi hingga dapat mengambil ‘imli’ untukku dari pohon. Dia merasa ragu. Mengapa dia memanggilku Bahu (DIL)? Namaku Gangga. Gangga megatakan pada ayahnya. Gangga tidak suka dipanggil Bahu. Dia menyebutkan perahu aku ingin mengendaraijuga. Ayahnya meminta Gangga untuk mandi di air suci terlebih dahulu. Dia membeli Bagles untuk Gangga, Gangga menemukan ayahnya menjual Bangles dan berhenti untuk melihatnya. Orang-orang tiba-tiba mulai berlari pontang panting. Gangga menyadari dan shock. Episode 1 berakhir dengan wajahnya.
Precaps; Gangga memanggil ayahnya, seorang pria tak dikenal menjemputnya. Ayah Gangga, sulit menemukan Gangga di rumah mertua atau tempat lainnya.
^^ Terima Kasih Telah Berkunjung
Sinopsis Inggris By Pooja
Translate Indonesia by Whatea
Source : desitvbox
Posting Komentar untuk "SINOPSIS Gangaa Episode 1"